Kalimat adalah satuan bahasa yang
mengungkapkan makna yang utuh. Kalimat ditandai oleh suara naik turun dan
diakhiri dengan kesenyapan. Adapun dalam ragam bahasa tertulis, kalimat diawali
oleh huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda
seru.
Kalimat dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
jenis, yaitu :
1. Kalimat Berita, Kalimat Tanya, Kalimat Perintah dan
Kalimat Seru
a. Kalimat
Berita(Deklaratif)
Adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar. Kalimat itu bisa berupa kalimat berita positif atau negatif, Kalimat
aktif atau pasif, langsung atau tak langsung, tunggal atau majemuk, dan
sebagainya.
1) Kalimat berita negatif dan kalimat berita positif
Kalimat berita negatif adalah berita yang menggunakan kata-kata
negatif seperti tidak, belum atau
bukan. Contoh :
a. Sudah sore mereka belum juga datang
b. Pak Mujiharto tidak senang lagu dangdut
c. Bukan kakak yang membeli buku ini, melainkan ibu
Kalimat berta positif adalah
kalimat yang tidak menggunakan ketiga contoh kata tersebut. Contoh :
a. Sudah sore mereka sudah datang
b. Pak Mujiharto senang lagu dangdut
c. Kakak yang membeli buku ini
2) Kalimat Inversi
Yaitu kalimat berita yang predikatnya mendahului subjek. Kalimat ini
dibentuk dengan tujuan untuk menekankan unsur predikat. Contoh :
a.
Mencicit anak-anak burung itu seperti sedang kelaparan
b.
Datang induknya tidak lama kemudian
3) Kalimat Tanya
Kalimat tanya (Interogatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu
atau seseorang. Digunakan ketika kita ingin mengetahui barang, orang, waktu,
tempat, cara, dan sebagainya. Kalimat tanya ada pula yang tidak disertai dengan
kata tanya. Conntohnya :
1) Kak Alam sudah pergi?
2) Ini rumah Pak Tatang?
3)
Tadi malam hujan?
Seperti halnya kalimat berita, kalimat tanya pun banyak sekali ragamnya.
Contohnya :
1)
Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak. Digunakan untuk
tujuan klarifikasi atau meminta kepastian. Contoh :
a. Jadi, betul para petani disini mengalami gagal panen?
b. Katanya Anda mau menanam sayur-sayuran di lahan ini?
2)
Kalimat tanya yang tidak memerlukan
jawaban (Pertanyaan retoris ). Contoh :
a. Petani mana yang tidak ingin untung dari usahanya?
b. Siapa sih yang berharap usahanya merugi terus?
3) Kalimat tanya yang memiliki tujuan selain
bertanya .
kallimat itu sesungguhnya berisikan suruhan, permintaan, ajakan, rayuan,
sindiran dan sanggahan. Contoh : mau tidak kamu mengambil benih itu di rumah
Pak Lurah ? ( permintaan, suruhan)
4) Kalimat sapaan
Adalah kalimat yang digunakan untuk menyapa atau menegur seseorang atau
sekelompok orang. contoh : bagaimana keadaan Bapak sekarang ?
4. Kalimat Perintah
adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan
sesuatu. Ciri-ciri kalimat perintah adalah :
a.
Kalimat perintah umumnya menggunakan kata kerja tak transitif, yang
kadang-kadang disertai dengan penggunaan partikel –lah pada predikatnya.
b.
Kalimat perintah yang bermakna larangan, sering didahului dengan kata jangan.
Contoh :
1) Carilah pekerjaan apa saja!
2) Ambilah sampel buku itu kesini!
Untuk menghaluskan kalimat perintah, kita bisa menggunakan kata-kata
seperti tolong, coba, silakan, mohon.
a)
Tolong kirimkan surat ini kepada kepala kepegawaian!
b) Coba
panggil sebentar anak buahmu itu ke sini!
c) Silahkan
Bapak tunggu sebentar di sini!
d) Mohon
laporan bulanan itu segera Ibu persiapkan untuk bahan rapat nanti.
5. Kalimat
Seru
Adalah kalimat yang isinya mengungkapkan perasaan (emosi). Misalnya,
rasa kagum, bangga, sedih. Contoh :
1)
Wah, bagus sekali lukisanmu !
2)
Nah, begitu dong, kalau bekerja!
3)
Asyik, aku juara !
2. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan
suatu pekerjaan. Ciri penting yang menandai kalimat aktif, predikat kalimat itu
berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Contoh :
a.
Lelaki itu tampak berdiam sejenak
b.
Kini orang hidup memikirkan pribadinya alias tidak peduli.
Kalimat
pasif adalah kalimat yang subjeknya
dikenai pekerjaan. Kalimat pasif antara lain, ditandai oleh predikatnya yang
berawalan di-ter, ku-, kau, atau ke-an. Contoh :
a. Pameran
itu akan dibuka oleh Pak Bupati
b. Ali terkejut
mendengarkan kematian sahabatnya
c. Buku itu
telah kubaca tadi malam
3. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
a. Kalimat langsung
Adalah kalimat yang secara cermat menirukan sesuatu yang diujarkan orang
lain. Contoh :
a) “Apakah gurumu baik?” tanya Alam.
b) Kata orang tua zaman dahulu, “Malu bertanya, sesat di jalan.”
b. Kalimat
tidak langsung
Adalah kalimat yang menceritakan kembali suatu yang diujarkan orang.
Bagian kutipan dalam kalimat tidak langsung semuanya berbentuk kalimat berita.
Contoh :
a) Alam menanyakan baik tidaknya guru saya.
b) Orang tua zaman dulu berkata bahwa malu bertanya sesat di jalan.
4. Kalimat Tunggal Dan Kalimat Majemuk
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki suatu pola inti atau satu
klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh satu subjek dan satu predikat. Ada pula
yang dilengkapi lagi dengan objek, pelengkap, atau keterangan. Contoh :
a) Dia akan pergi
S P
b) Anto membaca buku
S P O
Berdasarkan bentuk predikatnya, kalimat tunggal
terbagi kedalam 3 jenis.
1) Kalimat nominal adalah kalimat yang
predikatnya kata benda. Contoh :
a. Dia siswa terbaik di SMAN 1 Medan
b. Mereka guru-guru yang rajin
2) Kalimat verbal, adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja. Contoh :
a. Adik makan pisang goreng
b. Ibu sedang membaca di ruang depan
3) Kalimat adjektiva, adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata sifat. Contoh :
a. Ayahnya sakit
b.
Pernyataan orang itu benar
Kalimat majemuk adalah
kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat
majemuk sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa kalimat tunggal. Contoh :
1)
Orang yang mengambil buku ini Haris. (k.tunggal)
2)
Orang yang mengambil buku ini Haris dan yang membelinya Vivi. (k. majemuk)
Kalimat majemuk digolongkan menjadi 3, yaitu :
1.
Kalimat majemuk setara
Adalah kalimat yang berhubungan antara unsur-unsur nya bersifat setara
atau sederajat. Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata penghubung lalu,
dan, kemudian, atau, tetapi, melainkan. Contoh :
Kalimat majemuk setara
a) Ibu membaca buku dan ayah membersihkan kebun.
Unsur pembentuk
(1) Ibu membaca buku
(2) Ayah membersihkan kebun
Makna
Menambahkan
2. Kalimat majemuk bertingkat
Adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat.
Salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang lain
sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat antara lain, menggunakan kata
penghubung seperti sedangkan, meskipun, walaupun, daripada, demi,
seandainya, sehingga, karena, yang. majemuk bertingkat terbagi atas
beberapa macam, yaitu :
a) Kalimat
majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi sedangkan, padahal.
Contoh :
(1)
Pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak.
(2) Para
tamu sudah siap sedangkan kita belum siap
b) Kalimat
majemuk hubungan konsesif, ditandai oleh konjungsi walaupun, meskipun,
sekalipun, dan sungguhpun. Contoh :
(1) Walupun hatinya sangat sedih, dia tidak pernah menangis di
hadapanku.
(2) Meskipun
kakek sudah tidak ada, aku akan tetap tinggal di ruma ini.
c) Kalimat
majemuk hubungan perbandingan, ditandai oleh kata penghubunng daripada,
ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, dan alih-alih. Contoh :
(1) Daripada menganggur, lebih baik kamu mengolah kebun orang
tuamu saja.
(2) Pak Bahrum menyayangi semua kemenakannya seperti dia
menyayangi anak kandungnya.
d) Kalimat
majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi demi, agar, supaya, dan
biar. Contoh :
(1) Kak
Dede bekerja siang dan malam demi menyekolahkan anak-anaknya sampai ke
perguruan tinggi.
(2) Kami
sengaja meninggalkan rumah agar adik-adik kami bisa mandiri.
e) Kalimat
majemuk hubungan syarat atau pengandaian, ditandai oleh konjungsi jika,
seandainya, andaikan, asalkan, apabila. Contoh :
(1) Jika Anda mau mendengarnya, saya tentu senang sekali.
(2) Kami akan segera pulang seandainya kakak tidak datang hari
ini.
f) Kalimat
majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga,
sampai-sampai, dan maka. Contoh :
(1) Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
(2) Kami tidak setuju, maka kami protes.
g) Kalimat
majemuk hubungan penyebaban, ditandai oleh kata penghubung sebab,
karena, dan oleh karena. Contoh :
(1) Pekerjaan di perusahaan itu saya lepaskan sebab saya sudah
memutuskan untuk kuliah kembali.
(2) Keadaan menjadi genting karena musuh akan melancarkan
serangan malam ini.
h) Kalimat majemuk hubungan atributif,
ditandai oleh konjungsi yang. Contoh :
(1)
Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di rumah sakit.
(2)
Istrinya yang datang bersama dia itu, seorang insinyur.
3. Kalimat majemuk campuran
Adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
bertingkat. Contoh :
a)
pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai
memasak.
Induk
kalimat : pekerjaan itu telah selesai
anak
kalimat : (a) kakak datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar