Rabu, 15 Februari 2017

Perkembangan Drama dan Teater


A.     Penilaian Pementasan Drama

Suatu penilaian harus berdasarkan kriteria atau aspek aspek yang pasti. Hal itudimaksudkan agar penilaian itu lebih jelas, tidak didasari oleh pertimbangan pertimbangan pribadi yang kadang kala lebih banyak dibumbui oleh perasaan suka dan tidak suka. Begitupun ketika kita memberikan penilaian terhadap suatu pementasan drama.
Ada empat aspek yang perlu kita amati dari suatu pementasan drama, yaitu (1) penghayatan, (2) pengucapan, (3) penampilan, dan (4) penataan artistik

1.    Penghayatan
Pemain harus melakukan penghayatan yang sesuai dengan karakter tokoh yang diperankanya. Seolah olah tokoh tersebut merupakan refleksi dirinya. Pemain pun dapat berkonsentrasi ketika bermain drama, jika terdapat kesalahan dialog pemain mampu melakukan improvisasi.

2.    Pengucapan
Intonasi berkaitan dengan pelafalan diaolog oleh     pemain. Intonasi yang baik akan membuat penonton tidak jenuh dan permainan lebih hidup. Penggunaan intonasi harus disesuaikan dengan situasi dan emosi tertentu.

3.    Ekspresi
Ekspresi tidak hanya menyangkut mimik, tetapi memperhatikan pula gerak-gerik pemain. Seperti halnya intonasi, pemain pun harus memperlihatkan mimik dan gerak-gerik sesuai dengan situasi dan emosi yang tengah dialami. Gerak-gerik bisa juga disesuaikan dengan petunjuk laku yang terdapat dalam naskah dan yang paling utama tentunya  karakter yang sedang diperankan.

4.    Penataan Artistik
Artstik menyangkut dengan penggunaan kostum, tata rias, dan ilustrasi musik. Aspek aspek itu harus sesuai dengan kebutuhan panggung dan pementasan.






















B.            Unsur unsur drama
Unsur-Unsur Drama (Intrinsik dan Ekstrinsik) - Drama merupakan seni pertunjukkan yang mementaskan aksi peran baik di atas panggung (live) atau dapat pula non panggung (melalui media televisi, bioskop, dan lain- lain). Perkembangan dunia seni peran kian semakin beragam seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Drama disajikan bertujuan untuk menghibur penonton serta memberikan nasehat-nasehat atau contoh moral yang disampaikan melalui serangkaian adegan demi adegan dari sebuah drama. Drama yang dimainkan dapat merupakan suatu kisah masa lalu (sejarah) yang sengaja dimainkan biasaya untuk mengenang suatu peristiwa penting di masa lalu. Selain itu, drama dapat berupa cerita fiksi atau cerita yang tidak nyata, buah hasil pemikir dari si pengarang cerita atau sutradara. Untuk menciptakan suatu pertunjukkan yang apik, ada unsur- unsur penting yang harus diperhatikan dalam drama. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu cerita yang apik, yang mampu membawa penonton larut dalam setiap scene yang dimainkan oleh aktor – aktrisnya. Unsur- unsur yang harus diperhatikan dalam drama yaitu:

1. Unsur intrinsik

Unsur instrinsik ialah unsur yang membangun suatu drama. Dapat dikatakan, unsur ini ialah komponen yang terdapat di dalam suatu drama.
Adapun komponen- komponen yang membangun suatu drama yang dikatakan sebagai unsur instrinsik:

A.Judul

Judul merupakan nama suatu drama, atau hal apapun. Dalam karya seni, judul memiliki peranan penting yang dapat menunjukkan isi cerita secara singkat. Selain itu, dengan melihat judul, kita akan mengetahui beberapa hal atau jalan cerita dari suatu drama. Judul dapat menunjukkan siapa tokoh utama dalam drama tersebut, alur cerita
Sebagai contoh suatu drama berjudul “si manis jembatan ancol”, dari judul drama tersebut kita dapat mengetahui tokoh utama dalam tersebut ialah “si manis” penghuni jembatan ancol.
Setidaknya, dari judul mampu  membuat penasaran (red::rasa ketertarikan) penonton meningkat. Oleh karena itu, judul merupakan unsur kunci dalam suatu drama (buku,novel,dll)



B.Tema

Tema merupakan keseluruhan dari cerita yang dibuat tema adalah ide pokok yang menjadi dasar atau pokok utama dari drama. Dapat dikatakan tema sebagai “akar” pada suatu drama. Dengan bertolakkan dari tema, unsur-unsur instrinsik drama dikembangkan dan dikarang sedemikian rupa mengikuti tema yang telah ditentukan.
 

C.Plot

Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian rupa dari tahapan-tahaapan peristiwa sehingga membentuk rangkaian cerita. Tahapan-tahapan dalam alur meliputi

1. ahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain sebaginya.

2.pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.

3.komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik, semaki banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur cerita.

4.Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Ditahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.

5. Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap tokoh akan muncul di tahapan ini. 


Macam-macam plot dalam suatu cerita yaitu:

1. Alur maju (prograsif), set cerita berjalan maju, mulai dari masa kini ke masa yang akan datang.

2. Alur mundur (regreasif), kebalikan dari alur progresif. Set cerita berjalan mundur, yang mana masa kini adalah sebuah hasil dari konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu.

3. Alur campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini dengan masa lalu dan juga dengan masa depan. Di sebut juga alur bolak- balik. Cerita dengan alur ini mengungkakpakn konflik yang belum selesai dari masa lalu, masa sekarang, dan penyelesaian di masa depan. Saling terkait satu sama lain.


 D. Tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang akan memerankan peran pada drama. Pemilihan tokoh harus ditentukan dengan baik agar karakter tokoh yang akan diperaninya memiliki kepaduan antara bentuk fisik, mimik wajah dan sebagainya. Adapun beberapa jenis tokoh antara lain.

  • Berdasarkan peran: Tokoh utama merupakan figur central yang ada di dalam cerita. Figuran adalah pemeran pembantu dalam cerita untuk mendukung penguatan peran pada tokoh utama.
  • Berdasarkan watak: Antagonis merupakan tokoh yang memiliki sifat jahat, licik, dan turut andil membuat berbagai konflik di dalam cerita. Protagonis adalah peranan yang memperankan tokoh yang selalu tertimpa konflik namun tokoh ini selalu mendapatkan akhir cerita yang menyenangkan.
  • Berdasarkan perkembangan: Tokoh tetap yaitu tokoh yang relatif tetap tak memiliki perubahan sifat dari awal hingga akhir cerita. Tokoh perkembangan yaitu tokoh yang mengalami perubahan sifat dan prilaku seiring terjadinya konflik di dalam drama tersebut.

E.  Dialog
Dialog adalah percakapan yang dilakukan oleh masing-masing tokoh. Dalam dialog pemeran dituntut melakukan dialog dengan penuh penghayatan untuk masuk kedalam cerita seperti mimik majah dan nada bicara harus ditekankan agar mendapatkan penghayatan yang sempurna dari tokoh yang diperankan.






F.  Konflik
Konflik adalah pertikaian, masalah, pertentangan yang disajikan dalam sebuah drama yang dapat membawa penontonnya mampu merasakan apa yang ada di dalam cerita tersebut. Konflik biasanya mulai terjadi di sepertiga pertama alur cerita dan selesai pada akhir cerita. Drama dengan konflik yang mendalam akan mendapat respon yang baik dari para penonton karena penonton dapat masuk dan merasakan apa yang diceritakan dalam alur drama.



G. Latar
Latar adalah tempat berlangsungnya setiap percakapan atau dialog. Latar juga mencakup semua peralatan dan pakaian yang digunakan pemeran pada drama tersebut. Pemilihan latar harus disesuakan dengan cerita agar terjadi kesinambungan antara alur cerita, konflik dan latar.



H.  Pesan atau amanat
Amanat atau pesan merupakan hal yang harus disajikan di dalam drama agar penonton dapat mengambil intisari pesan yang disampaikan pada drama tersebut. Pesan dapat berupa pesan-pesan moral seperti prilaku yang baik harus diikuti dan prilaku yang jahat pasti akan membawa bencana dan tak boleh diikuti. Pesan pada sebuah drama biasanya dapat dirasakan dari alur dan pemeran sajikan dalam cerita tersebut.



I. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah teknik pengucapan tokoh pada peran atau tema yang disajikan pada drama tersebut. Gaya bahasa dapat mengacu pada budaya, adat, kebiasaan, dan lain-lain. Misalnya pada drama yang mengisahkan kerajaan Sriwijaya maka pemerannya harus memilkiki gaya bahasa orang Sumatera Selatan begitupun dengan yang lainnnya.








.
2.   Unsur Ekstrinsik Drama

Unsur ekstrinsik adalah berbagai unsur yang berasal di luar, namun sangat mempengaruhi alur cerita yang ada di dalamnya dengan kata lain unsur ekstrinsik memperkuat unsur intrinsik dan bersama-sama membangun cerita yang kuat. Hal yang termasuk dalam faktor ekstrinsik antara lain seperti faktor sosial, faktor politik, faktor ekonomi, faktor latar belakang pengarang, dan lain-lain. Maka dari itu, unsur ekstrinsik merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

Menurut Wellek & Warren (1956) unsur ekstrinsik terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
  1. Kondisi pengarang seperti sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya.
  2. Kondisi psikologis, baik psikologis pengarang, psikologis pembaca, maupun penerapan prinsip psikologis dalam karya.
  3. Keadaan lingkungan pengarang, seperti ekonomi, sosial, dan politik.
  4. Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagainya.
  5. Latar belakang kehidupan pengarang sebagai bagian dari unsur ekstrinsik sangat mempengaruhi karya sastra. Misalnya, pengarang yang berlatar belakang budaya daerah tertentu, secara disadari atau tidak, akan memasukkan unsur budaya tersebut ke dalam karya sastra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI CORONA

CORONA Karya Asep Perdiansyah Corona datang menyerang Dunia menjadi tak tenang Tempat keramaian seketika menghilang Matahari b...