Kamis, 16 Februari 2017

MENGANANALISIS MAKNA ANTARKATA DALAM BAHASA INDONESIA


BAB 1
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Apabila ditinjau dari segi bentuknya, seperti yang telah kita pelajari pada bab 1, bahwa sebuah teks terdiri atas unsure segmental dan suprasegmental. Unsure segmental berupa deretan fonem yang kemudian membentuk kata dan kalimat-kalimat. Sementara unsure suprasegmental tampat dari jeda dan intonasi yang ditandai oleh tanda baca, seperti koma dan titik.
Hal yang tidak kalah penting dalam sebuah teks adalah pemaknaan. Makna sebuah teks terkandung dalam setiap kata dan terbentuk oleh hubungan antarkata.

B.           RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.            Bagaimana cara menganalisis makna antarkata dalam Bahasa Indonesia?

C.           TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, tujuan penulisannya ialah antara lain:
1.    Mengetahui makna antarkata dalam bahasa Indonesia.

D.       MANFAAT
Manfaat dari pembahasaan ini adalah memberikan informasi mengenai menganalisis makna antarkata dalam bahasa Indonesia.



1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A.   Teori Pendukung


1.       Penggunaan Makna Leksikal

Makna leksikal -> Makna dasar. Makna leksikal sering disebut makna kamus (makna yang tercatat secara baku di dalam kamus). Makna leksikal yaitu Makna yang terkandung dalam suatu leksem (kata) sebelum mengalami perubahan bentuk. Makna leksikal bersifat baku dan relatif tetap.

2.       Makna Gramatikal dalam Bentukan dan Relasi Antarkata

Makna gramatikal  -> Makna structural. Makna gramatikal  berupa pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan.

3.       Pemaknaan Kata yang Bersifat Konotatif

Makna konotatif , yakni makna yang telah mengalami penambahan dari makna asalnya. Konotatif -> makna tidak sebenarnya (mengalami perubahan makna)
Denotatif -> makna yang sebenarnya (tidak mengalami perubahan makna)
Makna denotatif dan konotatif memungkinkan suatu kata untuk memiliki beragam makna (polisemi).





2


4.       Kolerasi Makna secara Tekstual dan Kontekstual

Makna yang terbentuk dalam suatu kalimat banyak ditentukan pula oleh konteks pemakainnya. Konteks -> sosial atau situasionalnya. Makna kontekstual sangat bergantung pada acuannya yang berada di luar teks. Tetapi acuan makna tidak tergantung pada konteks situasi ataupun sosia. Makna tekstual, yaitu makna yang timbulkan oleh hubungan antarkata dalam teks tersebut.

5.       Gejala-Gejala Perubahan Makna

Beberapa penyebab perubahan makna itu dapat dipaparkan sebagai berikut.
a.    Akibat ciri dasar yang dimiliki oleh unsur internal bahasa.
b.    Akibat adanya proses gramatikal.
c.    Sifat generik kata
d.    Akibat adanya spesifikasi atau spesialisasi
e.    Akibat unsur kesejarahan
f.     Faktor emotif
g.    Tabu bahasa
Penyebab-penyebab timbulnya perubahan makna.
a.    Ameliorasi dan peyorasi
Ameliorasi -> dirasakan lebih baik nilainya dari sebelumnya.
   Peyorasi -> dirasakan lebih buruk dai sebelumnya.    
b.    Generalisasi dan spesialisasi
                 Generalisasi -> sifatnya lebih luas dari makna sebelumnya.
   Spesialisasi -> sifatnya lebih sempit dari makna sebelumnya.
c.    Sinestesia dan asosiasi
  Sinestesia ->akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan. Asosiasi -> persamaan fungsi atau sifat.


3
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.   Simpulan

Dari hasil tinjauan pustaka dapat dikatakan bahwa menganalisis makna antarkata dalam bahasa Indonesia memiliki makna dan fungsi berbeda.

B.   Saran
Semoga dari hasil pembahasaan malakah ini dapat dipahami dan dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Engokos, Kosasih.. 2013. Cerdas Berbahasa Dan Bersastra Indonesia (Menganalisis Makna Antarkata), Penerbit Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI CORONA

CORONA Karya Asep Perdiansyah Corona datang menyerang Dunia menjadi tak tenang Tempat keramaian seketika menghilang Matahari b...