MEMBANDINGKAN RESENSI DENGAN TEKS
LAINNYA
Resensi
merupakan suatu bentuk ulasan terhadap suatu karya. Didalam resensi terdapat
synopsis, yang kemudian dilanjutkan kedalam tanggapan penulis tentang karya
yang diresensinya. Tanggapan yang dimaksud bisa berupa pujian atau kritikan,
terkait dengan keunggulan dan kelemahannya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa keberadaan sinopsis merupakan bagian suatu resensi.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel perbandingan berikut.
Aspek-spek
|
Sinopsis
|
Resensi
|
Struktur
|
Identitas
Orientasi
Rekaman
peristiwa
reorientasi
|
identitas
ringkasan
kepengarangan
kelebihan/kelemahan
saran
untuk pembaca
|
Kaidah
|
Fakta-fakta ringkas tentang suatu
karya
|
fakta-fakta
ringkas tentang suatu karya
pendapat
penulis tentang suatu karya
|
Bersiaplah menjadi penulis buku
Judul buku : menggagas bukulangkah efektif, dan sistemik menuliskan ide anda
Pengarang : Bimbang
Trim
Penerbit :
Bunaya, Bandung
Tebal :
114 + xiv
“terbitkan
atau minggrlah, pupils or perish!”. Ungkapan tersebut popular dikalangan
akademisi AS. Seorang mahasiswa atau sarjana yang tak pernah menulis buku
dipusat-pusan pendidikan di AS dianggap tak ada apa-apanya. “ All scientist are
the same, until one of them wires a book.” Yang berarti “ Semua ilmuan adalah sama,
sampai satu diantara mereka menuis buku.”
Ungkapan
tersebut sangat cocok dengan masalah yang digagas oleh buku ini. Melalui sajian
yang sistematis, penulis menyajikan cakrawala ilmu dan informasi tentang
bagaimana cara menulis buku, sekaligus memotivasi para intelektual untuk
berkarya dan berwirausaha dalam dunia penerbitan.
Dalam
suasana kehidupan yang kian beragam, tradisi perbukuan memang merupakan sisi
yang terus berkembang dan perlu dikembangkan. Di luar negeri, penerbetian buku
telah menjadi lahan bisnis yang menguntungkan, terutama ji Jepang, Amerika dan
Eropa.m dinegara tersebut, buku telah menjadi kebtuha utama bagi sebagian
masyarakat. Lakunya buku dalam ratusan ribu eksemplar adalah hal yang biasa dan
buku disebut best seller adalah huku
yang laku diatas satu juta eksemplar. Tidak heran jika bisnis perbukuan
berkembang pesat di Negara-negara tersebut hingga tidak sedikit orang yang
memilih profesi sebagai penulis buku.
Menggagas
buku menampakkan sisi yang berbeda dengan buku-buku menulis lainnya. Buku ini
tidak hahya memaparkan cara menjadi seorang penulis, tetapi lebih jauh dari
itu. Buku ini secara lugas memandu pembacanya untuk menjadi seorang penerbit
buku. Setidaknya terdapat lima masalah pokok yang dinahas: (1) bagaimana
merencanakan sebuah buku, (2) bagaimana para penulis terkenal menuliskan
gagasannya, (3) bagaimana proses penyuntingan dan penerbitan sebuah buku, (4)
bagaimana cara bernegosiasi dengan penerbit.
Ide-ide
keren itu menjadi asik diikuti karena ditunjang oleh gaya pembahasan yang akrab
serta teknik penyuntingan dan penyertaan ilustrasi yang menarik. Dalam bab
pertama, penulis menujarakan bahwa gagasan bisa muncul kapan saja. Terkadang
bisa dating pada saat anda belajar, berbelanja, atau pun ketika
berdesak-desakkan di dalam bus kota. Gagasan bisa pula terlintas ketika anda
berada dikamar mandi atau di dapur. Mungkin juga gagasan itu berkembang dalam
periode tertentu. Gagasan itulah sumber harta anda untuk menulis buku (hlm. 2).
Menulis
berasal dari gagasan atu ide. Baik buruknya tulisan bergantung pada ide. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa ide apapun bisa dijadikan tulisan yang baik.
Pendapat itu tidak selalu benar. Ide buruk ditangan seorang penulis yang
brilian bisa menjadi tulisan yang baik. Namun, pada kenyataannya mungkin hanya
satu penulis diantara seribu penulis yang bisa berbiat demikian. Ide buruk
kebanyakan akan menghasilkan tulisan yang buruk pula. Penulis yang baik akan
sangat memperhatikan ide yang digarapnya. Ide yang dianggap baik tentunya
diharapkan menghasilkan buku yang baik pula.
Keterbacaan
dan kejelasan menjadi factor penting dalam sebuah penyajian naskah buku.
Keterbacaan merupakan factor yang mempengaruhi lancarnya laju membaca. Hal ini
berhubungan dengan struktur kalimat, EYD, pemilihan huruf, dan urutan penyajian
naskah. Sementara kejelasan ibaratkan air yang jernih hingga mampu menampakkan
isi sungai atau lautan. Dengan kata lain, kejelasan adalah hal yang berhubungan
dengan pemahaman makna atau isi bacaan.
Aspek yang menjadi dasar pembahasan terhadap karya nonfiksi
pada umumnya berkaitan dengan kelogisan pendapat dan fakta-faktanya.
Jenis resensi
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
Resensi karya fiksi
|
identitas
ringkasan
kepengarangan
|
Pembahasan berdasarkan unsur intrisik dan ekstrinsikya
|
Resensi karya nonfiksi
|
kelebihan/kelemahan
saran
untuk pembaca
|
Pembahasan berdasarkan kelogisan,
objektivitas, kelengkapan fakta, dan unsur-unsur keilmiahannya
|
C. MENULIS RESENSI
Resensi
merupakan suatu bentuk tulisan yang berisi tinjauan terhadap suatu karya, baik
yang berupa novel, pementasan drama, atau tayangan film. Resensi ditulis untuk
menarik minat masyarakat agar mereka membaca novel atau menonton pementasan
yang dibahas. Gaya persuasif sering ditonjolkan dalam resensi. Persuasive
merupakan cara penulis untuk mendorong timbulnya keinginan khalayak untuk turut
menikmati karya tersebut. Resensi juga berfungsi sebagai pemandu khalayak dalam
menikmati suatu karya.
1. Mendalami Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel
A. Unsur-Unsur Intrinsik Novel
berikut
diuraikan secara singkat keenam unsur intrinsik yang ada dalam novel.
1. Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang berbentuk oleh
hubungan sebab akibat. Intisari alur adalah konflik. Suatu konflik dalam novel
tak bisa dipaparkan begitu saja melainkan harus ada dasarnya. Oleh karena itu,
alur sering dikupas menjadi fase-fase berikut: (1) pengenalan, (2) timbulnya
konflik, (3) konflik memuncak, (4) klimaks, dan (5) pemecaan masalah.
Pada fase
pengenalan , pengarang mulai melukiskan situasi dan mulai mengenalkan
tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Bagian kedua, pengarang mulai
menampilkan pertikaian yang terjadi antar tokoh. Pertikaian ini semakin
meruncing dan puncaknya terjadi pada bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah
pada bagian kelima (pemecahan masalah). Alur menurun menuju pemecahan masalah
dan penyelesaian cerita.
2. Tema
Tema adalah
inti atau ide pokok sebuah cerita. Tema merupakan dasar pengarang dalam
menyampaikan ceritanya. Tema suatu cerpen/novel menyangkut segala persoalan
dalam kehidupan manusia, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih
sayang, kecemburuan, dan segalanya.
3. Penokohan
Penokohan
adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat
menyebutkan secara langsung, misalnya si A itu penyabar dan si B itu murah
hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan
perilakunya, lingkungn kehidupannya, tata kebahasaannya, jalan fikirannya,
ataupun melalui gabaran oleh tokoh lain.
4. Sudut
pandang
Sudut
pandang adalah posisi pengarang atau narrator dalam membawakan cerita. Posisi
pengarang atau narrator dapat dilakukan dengan cara-cara berikut
a) Narator
serbatahu
b) Narator
bertindak objektif
c) Narator
(ikut) aktif
d) Narator
sebagai peninjau
5. Latar
Latar adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya perbuatan tokoh
atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, atau pun bentuk prosa
lainnya, kadang-kadang tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh itu,
yang ada hanya penyebutan latar secara umum. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah
desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, suatu senja.
6. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral
atau pesan daktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui
karyanya. Tidak jauh beda dengan bentuk carita lainnya, amanat dalam novel akan
disampaikan rapid an disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
Oleh karena itu, untuk menemukannya, tidak cukup dengan menbaca dua atau tiga
paragraph, melainkan harus membacanya sampai tuntas.
B. Unsur-Unsur
Ekstrinsik Novel
- Latar belakang pengarang
- Kondisi sosial budaya
- Tempat atau kondisi alam
2. Mendalami pementasan drama
•
5 aspek yang perlu diamati
- Gerak
Gerak merupakan
suatu aspek yang harus ada didalam pementasan drama dikarenakan apabila tidak
adanya suatu gerakan didalam pementasan drama maka,drama tersebut akan tidak
dapat dimengerti oleh penonton.
- Tata busana
Tata busana ini
dapat membantu jalannya suatu drama menjadi lebih mendalam karena, busana yang
dipakai oleh para pemain dapat menggambarkan suatu karakter yang sedang
diperankan oleh pemain drama.
- Tata panggung
Property yang ada
dipanggung dapat menceritakan keadaan suatu pementasan drama yang sedang
dilakukan. Contohnya apabila banyk pohon-pohon yang tinggi berarti ia sedang
ada di hutan, apabila banyak rumah-rumah berarti I sedang ada diperkampungan
atau diperkotaan.
- Tata bunyi
Suatu suara yang
dapat mendukung jalannya cerita. Misalnya ada suara serigala atau harimau
berarti ia sedang ada dihutan dengan keadaan yang sangat berbahaya.
- Tata lampu
Tata lampu ini
juga sangat penting karena ia dapat menghidupkan suatu cerita yang sedang
dimainkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar