GORENGAN
MEMBAWA BERKAH
“Teng teng teng” suara lonceng terdengar, nampak sekolah sudah mulai
sepi. Rombongan Danu pun, mulai menaiki motor gerandongnya. Anggota gengnya
terdiri dari Dul, Adi, dan Qodir. Danu
adalah salah satu murid ternakal yang ada di sekolahnya. Hal ini dipicu karena
dia adalah anak dari kepala sekolah di tempatnya. Danu memiliki musuh bebuyutan yang bernama Reza, karena dia adalah murid
terpintar yang ada disekolahnya, sehingga guru-guru serta teman-temannya banyak
yang menyukainya. Akibatnya, Danu merasa iri dengan Reza. Walaupun dari segi
ekonomi Reza dalam keadaan yang susah tapi, dia tidak pernah putus asa karena
dia percaya bahwa dibalik kesusahan pasti ada kemudahan. Awalnya, Reza adalah orang kaya karena orang tuanya
bekerja sebagai kepala sekolah di sekolahnya, tapi semenjak kecelakaan mobil
yang terjadi 5 tahun lalu membuat orang tuanya meninggal. Hingga pada akhirnya
ayahnya si Danu diangkat menjadi kepala sekolah untuk menggantikan ayah Reza.
Setelah sepeninggalan ayahnya, kini Reza tinggal bersama neneknya. Ya, benar
saja karena Reza adalah anak tunggal sehingga mau tidak mau Reza harus tinggal
bersama neneknya.
2 tahun telah berlalu, kini Reza sudah menduduki kelas 9 SMP. Biasanya,
disekolahnya murid kelas 9 di wajibkan untuk mengikuti study tour. Sehingga, banyak murid kelas 9 sangat antusias dengan
diadakannya study tour ini. Tetapi,
berbeda dengan Reza , bagi Reza kegiatan study
tour ini tidak penting. Yang terpenting bagi dirinya adalah bisa
menyembuhkan penyakit yang diderita oleh neneknya yang sudah renta. Sudah 1
tahun terakhir ini, nenek Reza mengidap penyakit jantung. Terkadang ketika
sakit neneknya sedang kambuh, dia harus membawa sang nenek kerumah sakit. Untuk
membawa neneknya kerumah sakit, Reza harus membayar biaya administrasi nya
dengan menggunakan uang tabungannya. Uang tabungan yang dimiliki oleh Reza
adalah uang yang di kumpulkan setelah ia selesai berjualan gorengan. Biasanya, Reza
menjajakan gorengan di sekolahnya. Awalnya
pihak sekolah tidak memperbolehkan siapa pun berjualan disekitar sekolah.
Tetapi, pihak sekolah akhirnya memperbolehkan Reza berjualan disekolah. Hal ini
disebabkan, pihak sekolah merasa iba kepada Reza karena dia harus menafkahi
neneknya apalagi saat ini neneknya sedang sakit. Biasanya, dalam sehari Reza
bisa mendapatkan uang sekitar Rp.25.000 itupun ketika gorengannya laku semua.
Suatu hari ketika pulang sekolah, saat itu gorengan yang ia bawa tidak
habis. Sehingga Reza merasa takut, tetapi yang ia takuti bukan apa-apa
melainkan yang ia takuti ialah, takut neneknya bersedih. Sesampainya
dipertigaan jalan, dia dihadang oleh rombongan Danu dengan menggunakan motor
gerandongnya. Sedangkan,Reza hanya menggunakan sepeda peninggalan ayahnya.
“Bawa sini uangnya.”
kata Danu.
“Jangan! ini uang
hasil jualanku.”sahut Reza.
“Cepet bawa sini.
Kalau tidak aku injak-injak gorenganmu ini.”kata Danu lagi.
Belum sempat
menjawab, gorengan yang ia bawa langsung diambil Danu lalu dijatuhkan dijalan
dan diinjak-injak dengan menaiki motor gerandongnya. Reza pun menangis, karena
seandainya gorengannya tidak habis biasanya dia makan bersama neneknya untuk
lauk makannya.
Matahari muncul dari peraduannya,
Reza langsung bangun lalu mandi dan shalat. Walaupun dengan keadaan yang susah,
ia tidak pernah meninggalkan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah. Karena
ini adalah pesan dari kedua orang tuanya
sebelummeningga, agar tidak pernah meninggalkan shalat. Itulah kata-kata yang
sering terlontar oleh kedua orangtuanya sehingga dia tidak mau mengecewakan
orang tuanya walaupun orang tuannya sudah tiada. Setelah shalat dan lainnya, ia
pun langsung bergegas menuju kesekolah dan tidak lupa untuk mencium tangan sang
nenek dan membawa gorengannya.
Sudah hampir pertengahan semester, para murid kelas 9 harus melunasi
biaya administrasi study tour sebesar
Rp. 2.000.000. Bagi semua orang itu adalah uang yang cukup murah tetapi, bagi
Reza itu adalah uang yang sangat banyak sehingga, ia tidak mampu membayar
administrasi study tour itu. Apalagi,
saat ini neneknya sedang berada di rumah sakit karena penyakit jantung yang
diderita sedang kambuh. Reza pun, harus bisa memilih antara study tour dan neneknya. Tetapi, Reza
lebih memilih untuk mengobati sang nenek di rumah sakit, walaupun dari pihak
sekolah dia sudah sering dipanggil ke kantor untuk segera melunasi biaya
administrasi tersebut.
Seminggu sebelum study tour sekolahnya mengadakan pesta
peringatan ulang tahun sekolah yang
ke-15. Reza pun, diminta untuk membuatkan gorengan sebanyak 500 biji. Reza pun
harus begadang selama 2 hari untuk menyelesaikan 500 gorengan itu. Tetapi, dia
senang karena baru pertama kalinya dia diminta untuk membuatkan gorengan
sebanyak ini. Acara pun dimulai, disana ada banyak kepala sekolah dari sekolah
lain yang datang menghadiri acara itu. Dia merasa senang , ketika kepala
sekolah tersebut banyak yang menyukai gorengannya. Salah satu guru dari sekolah
lain pun bertanya kepada kepala sekolahku.
“Pak, ini
gorengannya beli dimana kok rasanya enak sekali ?” kata guru itu.
“Oo...ini saya
belinya sama murid saya, saya merasa iba padanya karena dia harus membanting
tulang sendiri, untuk menghidupi dirinya sendiri dan neneknya” jawab pak kepala
sekolah.
“Kasihan sekali
anak itu” timpa guru tadi.
“Iya, karena
setelah kedua orangtuanya meninggal, ia harus mencari nafkah sendiri, lagipula
ayahnya dulu adalah seorang kepala sekolah di SMP ini jadi saya
mengenalnya”jelas pak kepala sekolah.
“Oo...jadi dia
anaknya Alm.pak subadyo”balas guru tadi.
“Iya benar,terkadang
saya merasa kasihan sama Reza apalagi tahun ini, dia tidak bisa mengikuti
kegiatan study tour walaupun sudah banyak guru yang memaksanya tetapi ia tidak
mau, karena dia tidak memiliki biaya”jelas pak kepsek.
“Begini saja,
nanti saya akan bayarkan semua administrasi untuk study tour”kata guru tadi.
“Reza kesini, nak”kata
pak kepsek
“iya pak. Ada
apa?”balas Reza
“Begini nak,
disebelah bapak ada bu guru yang sangat menyukai gorengan mu, jadi dia ingin
membayar semua nya dengan harga Rp.2.000.000 tetapi uang yang kamu dapat itu
harus kamu gunakan untuk biaya study tour”jelas
pak kepsek
“iya pak”timpal
Reza dengan anggukan kepalanya.
Reza berjalan
dengan senyum sumringahnya sambil menghampiri guru tersebut.
“Terima kasih bu,maaf
sebelumnyamengapa ibu kasihkan kepada saya”kata Reza
“Sama-sama nak,
mungkin ini bentuk balas budi saya dengan ayahmu, karena ayah kamu dulu telahmembantu
saya, saat saya sedang mengalami kesusahan”jelas bu guru.
Study
tour para murid kelas 9 pun,
akan segera diberangkatkan. Reza pun tak lupa untuk mencium tangan sang nenek
yang sedang mengantarnya. Senyum Reza pun tak pernah menghilang dibibirnya.
TAMATJ
CREATED BY NISA AULIA
HIDAYAH
X SCI B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar